Makna

Mengenai Saya

Foto saya
Medan, Indonesia
Simple Personality

Memaknai Kritikan dan Hinaan Dengan Bertanya Kepada Diri Sendiri

post on: Selasa, 19 April 2011
imageManusia bukanlah makhluk tanpa ketercelaan, begitu banyak kekurangan dan keterbatasan yang menjadikan manusia tak layak mendapatkan predikat sebagai makhluk yang sempurna, ketidaksempurnaan itulah yang mengharuskannya menjadi bagian dari kesatuan integral komunitas sosial, namun peran yang dijalankan dalam kompleksitas kehidupan, interaksi sosial, yang dilalui antar manusia terkadang mampu menyembunyikan keterbatasan akan kemampuan manusia..

Manusia memiliki yang namanya ego, nafsu yang dapat mengejawantahkan dirinya dalam bentuk kesombongan, sikap merendahkan, sikap yang merasa paling benar, sikap yang selalu ingin menang sendiri, keras kepala, dan sikap tak terpuji lain….

Dengan ego yang berlebihan kadang manusia menjadikan pembenaran kelebihan dirinya untuk menghina, merendahkan orang-orang dibawahnya, mereka cenderung tak menghargai dan disimpatik terhadap sesama manusia baik dalam perbedaan pandangan maupun status.

Sikap-sikap ini adalah represi manusia akan keterbatasannya, sikap pengecut dan ketakutan dari banyak manusia bahwa mereka disamping dianugerahkan kelebihan mereka juga secara nyata memiliki berbagai kekurangan, peran yang diamanahkan oleh Tuhan kepadanya telah membutakan dirinya, kelebihan yang dimiliki yang seharusnya diexploitasi maksimal dalam proses “olah” peran dirinya, malah berpotensi menjadikannya menjadi sombong dan merasa lebih baik dari orang lain…

Kadang seorang manusia harus sadar diri siapa dirinya apa kekurangnnya, janganlah terlalu terlena akan kelebihannya, dan jangan menilai orang lain lebih hina hanya karena kelebihan yang dimilikinya.
Kritik, adalah salah satu cara yang kadang akan menjadi teguran akan ketebatasan dan kekurangan yang harusnya disadari….

Orang yang sudah diBUTAkan akan kelebihan akan lupa akan betapa BESAR kekurangan yang ada pada dirinya…
Dia akan melihat sebuah KRITIK yang penuh dengan hikmah pendidikan ego sebagai Penghinaan, padahal kritiklah yang menjadikan kita lebih baik sebagai manusia seutuhnya, manusia yang menyadari betapa besar keterbatasannya dihadapan hatinya takkan mampu memisahkan sebuah kritik penuh makna dengan penghinaan yang menjatuhkan…….

Namun kadang kita yang mengkritik juga kadang terlalu emosional hingga menjadikannya bertendesi sebagai hinaan……

Nah evaluasi diri juga harus…
Itu PENTING…..sblm kita mengkritik orang lain...bercermin kepada diri sendiri juga HARUS dilakukan, menyelami kekurangan pribadi dengan bertanya secara mendalam juga mesti dilakukan….
Karena kritik yang dilontarkan tanpa niat dan dasar kebaikan hanya akan menujukkan betapa kotornya isi pemikiran yang kita miliki…. Seperti yang ditulis oleh Aristoteles dalam De Interpretatione “Bahwa kata-kata yang kita ucapkan adalah simbol dari pengalaman mental kita, dan kata-kata yang kita tulis adalah simbol dari kata-kata yang kita ucapkan”.

Walau bagi manusia-manusia yang sudah menemukan kejernihan hatinya, mampu menyerap arti penghinaan sebagai sebuah permata yang berharga sebagai penghinaan atas egonya sendiri, bukan memandangnya sebagai tindakan yang merendahkan martabatnya sebagai manusia, atau menjatuhkan hakikat dirinya sebagai seorang manusia…..

Hati manusia bagaikan sebuah danau, perbandingan antara insan yang sudah tertutupkan oleh hitam egonya dengan manusia yang sudah menemukan jati dirinya melalui renungan mendalam adalah seperti danau hitam yang penuh dengan kotoran dan kebusukan bagi insan yang tertutupkan oleh kabur ego, mereka takkan mampu melihat keindahan dari dalamnya danau dan rahasia dibalik permukaan yang sudah menghitam, sebuah kritikan atau hinaan yang pada hakikatnya mencoba menjernihkan sudut danaunya dianggapnya hanya akan merusak tatanan warna hitam pada danau hatinya, mereka sudah terlalu terbuai akan pesona hitam dan legam yang beriak di permukaan.

Sedang, bagi manusia yang sudah menemukan jati dirinya, hatinya seperti danau jernih hingga butir-butir kilau mutiara di dasar danaunya terlihat begitu nyata dalam pandangannya. dia mampu memandang pesona keindahan di kedalaman airnya menganggap kritikan bahkan hinaan seperti teguran peringatan dari Sang Penjaga Alam bahwa saat itu dia diberikan kesempatan untuk lebih memutihkan dan menjernihkan air danau yang melingkupi hati yang dimilikinya….

Bagi orang-orang ini, bukanlah pujian yang mereka harapkan, mereka adalah orang-orang yang berani berkata “Hinalah aku sesukamu…“ , dikarenakan begitu luasnya dan dalamnya samudera hati yang dimiliki oleh mereka…..

Sayangnya untuk menjernihkan hati tak cukup dengan syair-syair berbagai panjat doa dan dengan membaca berbagai kalimat-kalimat motivatif dari tokoh tenar manapun, berbagai quote-quote dari Rasulullah, Ibrahim bin Adham, atau tokoh-tokoh sufisme lain yang pada dasarnya ditujukan memberikan trigger dalam mengkoreksi diri, SUNGGUH TAKKAN pernah BERGUNA, jika tak ada kemauan kuat dan berbagai pelatihan yang konsisten dari pribadi kita sendiri untuk terus mengevaluasi diri dan menyadari bahwa kita selalu memiliki kekurangan……

Karena doa yang tak terserap nyata dalam relung-relung penghayatan hati HANYA akan menjadi sebuah lantunan kata-kata kosong yang kehilangan makna…..

Jadi seberapa jernihkah danau yang ingin kita miliki…?

Tak tertarikkah kita untuk menikmati misteri pesona danau keindahan yang tersembunyi oleh pekat gelap ego kita?

Apakah kita sudah begitu sempurna saat orang lain “menghadiahkan” hinaan sebagai teguran yang menyadarkan kembali akan ketidak berdayaan kita dan ketidak-sempurnaan diri kita, lalu ego kita dengan sombong mengelaknya?

Atau sudah begitu sempurnakah kita saat merasa pantas melontarkan kritik dan hinaan kepada orang lain, padahal begitu besar ketercelaan yang sering kita lupakan?

Mari kita saling belajar Saudaraku.... Untuk mengkritik (menghina) dengan kerendahan hati dan menerimanya dengan sikap santun tak menjustifikasi kembali……

Karena saat kita menghina atau mengkritik saudara kita, kita takkan pernah tahu… Apakah kritik yang kita lontarkan pantas kita sematkan kepada orang lain, atau sikap ketercelaan yang kita lah yang saat ini kita coba hindari dengan mencoba mengkritik orang lain, karena seringkali hinaan yang kita utarakan menunjukkan betapa kotornya hati kita…….. Orang lain adalah cermin dari pribadi kita…..


(Sebuah pertanyaan yang hanya bisa dijawab melalui perenungan dalam kesunyian, sendiri dalam kesenyapan, dan dalam kontempelasi mendalam….…..)


Sumber : disini

POSTING BERKAITAN
TEMPLATE DESIGN BY
m-template | by: bagas96

masih 0 komentar untuk Memaknai Kritikan dan Hinaan Dengan Bertanya Kepada Diri Sendiri

Posting Komentar

Liputan6 - Aktual Tajam dan Terpercaya: RSS 0.92

Powered by blogger.com
Black V3 Mobile Template